Datacomm Bahas Strategi Keamanan Siber di Acara PROFIT CNBC Indonesia

Eskalasi tren keamanan siber dari tahun ke tahun, memperkuat urgensi bagi para pelaku industri dan pengguna teknologi untuk memahami bahaya serangan siber. Hal ini diungkapkan Direktur Cloud Services PT Datacomm Diangraha, Benny Sumitro, di acara PROFIT CNBC Indonesia, Rabu (08/05), dengan tema “Strategi Tangkal Kejahatan Siber di Bisnis Infrastruktur Teknologi”.

Mengutip Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Benny mengatakan “Jumlah serangan siber di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2023 mencapai 400 juta serangan,” ucap Benny.

Menurutnya serangan siber di Indonesia didominasi oleh Malware. “Seperti Trojan dan Ransomware,” ungkapnya.

Dampak dari serangan-serangan ini tidak hanya pada tingkat keamanan data pribadi, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan.

Dalam konteks serangan siber nasional, Datacomm telah berkomitmen dengan membangun strategi perusahaan dan layanan. Misalnya DCloud, layanan cloud Datacomm telah dilengkapi dengan beberapa tingkat keamanan. “Termasuk implementasi Two Factor Access Authentication untuk meminimalisir akses yang tidak diinginkan,” tegas Benny.

Sementara itu, sistem keamanan berlapis internal PT Datacomm Diangraha dirancang untuk melindungi infrastruktur dari ancaman yang beragam.

Meskipun demikian, salah satu hambatan utama dalam implementasi keamanan siber di Indonesia adalah rendahnya kesadaran akan keamanan digital. Hal ini menciptakan tantangan jangka panjang yang dapat mengancam stabilitas finansial perusahaan.

Selain itu, Benny mengatakan masih belum banyaknya tenaga ahli nasional yang kompeten dan alokasi anggaran yang rendah juga menjadi kendala dalam meningkatkan tingkat keamanan siber di Indonesia. “Tenaga ahli yang masih belum banyak, sementara anggaran untuk keamanan siber kerap di nomor duakan.”

Pemerintah telah mengambil beberapa langkah dalam mendukung pengembangan cloud dan keamanan siber, termasuk dengan menerapkan regulasi yang mendukung manajemen krisis keamanan siber, seperti Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.

Benny juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan teknologi baru.

Dia menambahkan bahwa keamanan tidak bisa dilihat dari satu sisi dan fokus pada satu sisi saja; dari infrastruktur hingga akses pengguna, sehingga dapat mengidentifikasi celah keamanan yang perlu dilindungi dan dimitigasi. “Keamanan siber perlu dilihat secara holistic,” ucap Benny.

Leave a Comment

GRHA Datacomm
Jl. Kapten Tendean 18A Jakarta 12790
Indonesia
+6221 2997 9898
+6221 2997 9797
sales@datacomm.co.id